Temponews – Massa aksi yang tergabung dalam sejumlah partai buruh membentangkan spanduk besar yang menutupi seluruh sisi pagar Gedung Parlemen RI.
Pada Sabtu, 14 Mei 2022 sekira pukul 10.30 WIB, sebanyak enam massa di lokasi tersebut memanjat dan mencapai bagian tertinggi pagar untuk memasang spanduk.
Spanduk berwarna oranye itu kemudian dibentangkan hingga menutupi pagar yang tingginya mencapai 10 meter.
Dalam spanduk tersebut, terdapat belasan tuntutan yang tengah disuarakan massa buruh dalam unjuk rasa tersebut.
Beberapa tuntutan itu di antaranya soal penghapusan outsourcing, menolak upah murah, hingga meminta pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Usai spanduk dipasang, massa aksi kemudian menggelar unjuk rasa di depan Gedung Parlemen.
Sementara itu, sebelumnya Presiden Partai Buruh Said Iqbal menuturkan bahwa aksi unjuk rasa tersebut akan berlangsung di dua lokasi, yakni di depan Gedung Parlemen dan Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
Mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB, massa aksi unjuk rasa akan memadati Gedung Parlemen.
Kemudian, kata dia, massa akan bergeser ke GBK mulai pukul 13.00 WIB.
Menurut Said Iqbal, unjuk rasa yang dilakukan para buruh itu merupakan rangkaian dari peringatan Hari Buruk Dunia yang berlangsung sejak 1 Mei 2022.
Said Iqbal menuturkan ada belasan tuntutan yang disuarakan para buruh dalam aksi unjuk rasa tersebut.
Tuntutan-tuntutan itu di antaranya meminta pemerintah menurnkan harga bahan pokok, BBM, serta gas.
Kemudian terkait pengesahan RUU PPRT (Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga), menolak revisi UU Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (PPP), menolak revisi UU Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
Selanjutnya, menolak upah murah, meminta pemerintah menghapus mekanisme pekerja alih daya atau outsourcing.
Lalu menolak kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dan meminta pemerintah segera mengesahkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang perlindungan anak buah kapal dan buruh migran.
Tuntutan lainnya yakni, meminta pemerintah dan DPR RI segera meratifikasi Konvensi ILO Nomor 190 tentang Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja.
Para buruh juga meminta aparat hukum berhenti mengkriminalisasi petani.
Selain itu, pemerintah diminta mengangkat guru dan tenaga honorer menjadi PNS, mendorong perusahaan memastikan status kerja pengemudi online sebagai pekerja bukan mitra, dan memberdayakan sektor informal.
Aksi unjuk rasa buruh tampaknya tak hanya dilakukan di Jakarta, melainkan dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Yogyakarta, Sulawesi, Kalimantan, hingga Lampung.